Sabtu, 27 November 2010

US, US, dan US...

Hai dunia! Gimana kabar kalian?


Eh tunggu. Kok salam gue selalu gitu ya? Syelaaaluw saja sok asik dan syelaaaluw saja ga jelas. Abis gue ga tau ya enaknya salam itu apa lagi. Selamat, dengan mengembel-embelkan keterangan waktu dibelakang kata tersebut? Monoton, ah.


Sebelum memulai ke topik pembicaraan (yang memang syelaaaluw saja ga penting), gue mau memberi tahu soal setahunan gue nih! Ehm ehm, penasaran kan dengan siapa gerangan gue merayakan setahunan gue ini??? (pembaca: kagak sih.. penulis: suka-suka gua lah -_-)


Tentu saja, bukan dengan cowok gue merayakan setahunan. Lagian, belakangan gue emang lagi nyukain siapa-siapa tapi lagi ga disukain siapa-siapa. Huft, malang banget ya jadi gue, huhuhu. Lalu dengan siapa?? Dengan blog ini! yippie. Gue lupa tanggal persisnya gue bikin blog ini, yang jelas bulan November 2009 ini blog udah tercipta. Gue dan blog gue ga mengadakan acara potong kue atau apa, cukup kami berdua saja yang menikmati ulang tahun yang indah ini. Ahelah apa tau.


Hmm… Ngomong-ngomong November… gue ingeeeet banget, waktu bulan ini juga, gue dan temen-temen di 8.6 mengadakan drama. Itu tuh yang pernah gue ceritain hehe. Hmm, ini berarti juga sama dengan setahun setelah drama 8.6 dilaksanakan. Histeria drama masih jelas terasa di benak saya. Kangen banget sama delapan enam………


Ngomong-ngomong setahunan juga... sebentar lagi gue setahunan juga hehe. Dan kali ini ada hubungannya dengan cowok HAHA -_-v. Tapi bulan Desember, bukan November. Hmm, pokoknya ada hubungannya deh ya. Tapi sekarang, yah... udah ga ada yang inget. Cuma diri gue yang malang ini yang mengingatnya. Double huft dech buat diri yang malang ini.


Oke, kembali ke isi blog saya yang syelaaaluw ga jelas.


Well, dengan adanya entri yang ini, gue mau menyatakan (cie elah… udah kaya Pak Karno aje) bahwa mungkin gue akan, katakanlah, ‘menghilang’ dari dunia perbloggeran sebentar. Ngerti ga? Ahelah apa tau. Kenapa deh gue menghilang? Ya karena gue mau UAS-UASan nih. Mungkin, next post gue akan menceritakan soal UAS bersama 9.6. Atau kalau emang gue lagi males ngupdate cepet-cepet, mungkin malah gue akan langsung menceritakan soal ambil-ambilan rapot kedua di kelas butut saya. Hmmm, ternyata, sekali lagi, waktu cepet banget ya berjalan. Kayaknya masih keingetan banget ambil-ambilan rapor di kelas 7.4 maupun ketika gue di kelas 8.6.


UAS ini rumor banget buat gue. Secara, gue sekarang masuk kelas terakhir. Dan, dari saya kelas 7, saya merasa begini—katakanlah, guru-guru yang mengajar kelas akhiran, biasanya tak ‘seintensif’ teman-teman di kelas awalan. Memang, kami punya guru yang kami rasa lebih enak, lebih kocak dan cara mengajarnya lebih mudah dimengerti dibanding guru kelas awal-awal, tetapi ada juga yang sebaliknya. Maka, keraguan merundungi diri saya juga ketika membuka buku tulis PM dan melihat Target Nilai UN MTK. Kami disuruh Pak Rahmat untuk menuliskannya, supaya semangat belajar makin terpacu. Mampukah gue, yang kayak begini, mendapatkan nilai 80? Pesimis dikit. Tapi, optimis kembali muncul ketika saya mengingat, angkatan diatas saya ada yang mendapat nilai UN MTK 80 berapalah gitu. Nah, sedangkan dia anak kelas paling akhir, dengan guru MTK yang juga sama kayak saya. Otomatis, api di jiwa saya kembali membara. Saya juga bisa mendapatkan nilai 80! Tanpa mencontek!!

Well, jadi sebenarnya, saya merasa gimana? Ga tau deng ya. Makin kesini, saya menemukan banyak bibit-bibit jenius baru didalam kelas 9.6. Bahkan, anggota Jimmy Neutron komunitih kini bertambah satu orang. Siapa dia? Riki. Ini anak lulusan 7.1 lalu melangkah ke kelas 8.2, dan sekarang terlantar di 9.6. Penampilan pria ini simpel dan apa adanya. Namun, rasanya tidak salah jika saya katakan dia jago Matematika. Buktinya sudah ada, sudah banyak. Hmm, kuatir banget saya ga bisa dapet 3 besar. Anak-anak yang mendapat 10 besar dari kelas mereka masing-masing, antara lain Afiya, Herti, Yunita, Wowo, Avin, Fatia, Ramdhan, dan Bayu juga pastinya resah seperti saya. Keberhasilan di kelas 8, belum tentu akan terulang di kelas 9. Semakin kesini, saingan bukannya semakin berkurang, malah semakin banyak. Otomatis, persaingan kami sudah seketat korset baru. Makin sengit, sengit, dan sengit. Saling mendahului, berusaha tidak memberi celah kepada lawan main. Menegangkan, sudah serasa nonton pertandingan F1.


Ibu Dewi, adalah salah satu guru yang rajin, rajin, dan selalu rajin memberikan kami semangat juang yang tinggi. Beliau syelaaaluw saja menceritakan tentang UN. Bagaimana cara menghapal hal-hal yang ‘berbau’ PKn dengan simpel. Bagaimana cara belajar yang baik. Syelaaaluw saja, beliau memberitahu kami bahwa kami harus belajar, ada soal dikerjakan, dan sebagainya. Dengan nada yang penuh semangat. Otomatis, ia gacoan baru saya di kelas 9 ini. Ketika mendengar beliau, katakanlah, berorasi di depan kami, rasanya saya ingiiiin sekali mengikutin saran-saran beliau. Tetapi, kalian tahu? Saya malah tidak menjalankannya. Padahal, niat sudah ada. Namun rasa malas lebih dominan mempengaruhi jiwa labil saya.


Bagaimana dengan guru lain? Hampir semuanya syelaluw menjelaskan hal-hal berbau UN pada kami. Bahwa tidak ada ujian ulangan, bahwa Paket B hanya diikuti oleh orang-orang yang kurang mampu, bukan untuk anak yang mendapatkan sekolah gratis dan berfasilitas seperti kami. Semuanya memberitahu, menyarankan. Tergantung individunya masing-masing saja.


Well… kenapa saya jadi cerita begituan???


Hmm, oke, sudahlah ya. Intinya, mari kita berjuang menghadapi ujian-ujian ini. Ujian, bukan pengganjal, tetapi sesuatu yang bertujuan untuk ‘menguji’ sampai dimana batas otak kita. Ngerti ga? Ahelah apa tau, saya juga ga ngerti lah. Oke, bye!

0 komentar:

Posting Komentar