Sabtu, 27 November 2010

US, US, dan US...

Hai dunia! Gimana kabar kalian?


Eh tunggu. Kok salam gue selalu gitu ya? Syelaaaluw saja sok asik dan syelaaaluw saja ga jelas. Abis gue ga tau ya enaknya salam itu apa lagi. Selamat, dengan mengembel-embelkan keterangan waktu dibelakang kata tersebut? Monoton, ah.


Sebelum memulai ke topik pembicaraan (yang memang syelaaaluw saja ga penting), gue mau memberi tahu soal setahunan gue nih! Ehm ehm, penasaran kan dengan siapa gerangan gue merayakan setahunan gue ini??? (pembaca: kagak sih.. penulis: suka-suka gua lah -_-)


Tentu saja, bukan dengan cowok gue merayakan setahunan. Lagian, belakangan gue emang lagi nyukain siapa-siapa tapi lagi ga disukain siapa-siapa. Huft, malang banget ya jadi gue, huhuhu. Lalu dengan siapa?? Dengan blog ini! yippie. Gue lupa tanggal persisnya gue bikin blog ini, yang jelas bulan November 2009 ini blog udah tercipta. Gue dan blog gue ga mengadakan acara potong kue atau apa, cukup kami berdua saja yang menikmati ulang tahun yang indah ini. Ahelah apa tau.


Hmm… Ngomong-ngomong November… gue ingeeeet banget, waktu bulan ini juga, gue dan temen-temen di 8.6 mengadakan drama. Itu tuh yang pernah gue ceritain hehe. Hmm, ini berarti juga sama dengan setahun setelah drama 8.6 dilaksanakan. Histeria drama masih jelas terasa di benak saya. Kangen banget sama delapan enam………


Ngomong-ngomong setahunan juga... sebentar lagi gue setahunan juga hehe. Dan kali ini ada hubungannya dengan cowok HAHA -_-v. Tapi bulan Desember, bukan November. Hmm, pokoknya ada hubungannya deh ya. Tapi sekarang, yah... udah ga ada yang inget. Cuma diri gue yang malang ini yang mengingatnya. Double huft dech buat diri yang malang ini.


Oke, kembali ke isi blog saya yang syelaaaluw ga jelas.


Well, dengan adanya entri yang ini, gue mau menyatakan (cie elah… udah kaya Pak Karno aje) bahwa mungkin gue akan, katakanlah, ‘menghilang’ dari dunia perbloggeran sebentar. Ngerti ga? Ahelah apa tau. Kenapa deh gue menghilang? Ya karena gue mau UAS-UASan nih. Mungkin, next post gue akan menceritakan soal UAS bersama 9.6. Atau kalau emang gue lagi males ngupdate cepet-cepet, mungkin malah gue akan langsung menceritakan soal ambil-ambilan rapot kedua di kelas butut saya. Hmmm, ternyata, sekali lagi, waktu cepet banget ya berjalan. Kayaknya masih keingetan banget ambil-ambilan rapor di kelas 7.4 maupun ketika gue di kelas 8.6.


UAS ini rumor banget buat gue. Secara, gue sekarang masuk kelas terakhir. Dan, dari saya kelas 7, saya merasa begini—katakanlah, guru-guru yang mengajar kelas akhiran, biasanya tak ‘seintensif’ teman-teman di kelas awalan. Memang, kami punya guru yang kami rasa lebih enak, lebih kocak dan cara mengajarnya lebih mudah dimengerti dibanding guru kelas awal-awal, tetapi ada juga yang sebaliknya. Maka, keraguan merundungi diri saya juga ketika membuka buku tulis PM dan melihat Target Nilai UN MTK. Kami disuruh Pak Rahmat untuk menuliskannya, supaya semangat belajar makin terpacu. Mampukah gue, yang kayak begini, mendapatkan nilai 80? Pesimis dikit. Tapi, optimis kembali muncul ketika saya mengingat, angkatan diatas saya ada yang mendapat nilai UN MTK 80 berapalah gitu. Nah, sedangkan dia anak kelas paling akhir, dengan guru MTK yang juga sama kayak saya. Otomatis, api di jiwa saya kembali membara. Saya juga bisa mendapatkan nilai 80! Tanpa mencontek!!

Well, jadi sebenarnya, saya merasa gimana? Ga tau deng ya. Makin kesini, saya menemukan banyak bibit-bibit jenius baru didalam kelas 9.6. Bahkan, anggota Jimmy Neutron komunitih kini bertambah satu orang. Siapa dia? Riki. Ini anak lulusan 7.1 lalu melangkah ke kelas 8.2, dan sekarang terlantar di 9.6. Penampilan pria ini simpel dan apa adanya. Namun, rasanya tidak salah jika saya katakan dia jago Matematika. Buktinya sudah ada, sudah banyak. Hmm, kuatir banget saya ga bisa dapet 3 besar. Anak-anak yang mendapat 10 besar dari kelas mereka masing-masing, antara lain Afiya, Herti, Yunita, Wowo, Avin, Fatia, Ramdhan, dan Bayu juga pastinya resah seperti saya. Keberhasilan di kelas 8, belum tentu akan terulang di kelas 9. Semakin kesini, saingan bukannya semakin berkurang, malah semakin banyak. Otomatis, persaingan kami sudah seketat korset baru. Makin sengit, sengit, dan sengit. Saling mendahului, berusaha tidak memberi celah kepada lawan main. Menegangkan, sudah serasa nonton pertandingan F1.


Ibu Dewi, adalah salah satu guru yang rajin, rajin, dan selalu rajin memberikan kami semangat juang yang tinggi. Beliau syelaaaluw saja menceritakan tentang UN. Bagaimana cara menghapal hal-hal yang ‘berbau’ PKn dengan simpel. Bagaimana cara belajar yang baik. Syelaaaluw saja, beliau memberitahu kami bahwa kami harus belajar, ada soal dikerjakan, dan sebagainya. Dengan nada yang penuh semangat. Otomatis, ia gacoan baru saya di kelas 9 ini. Ketika mendengar beliau, katakanlah, berorasi di depan kami, rasanya saya ingiiiin sekali mengikutin saran-saran beliau. Tetapi, kalian tahu? Saya malah tidak menjalankannya. Padahal, niat sudah ada. Namun rasa malas lebih dominan mempengaruhi jiwa labil saya.


Bagaimana dengan guru lain? Hampir semuanya syelaluw menjelaskan hal-hal berbau UN pada kami. Bahwa tidak ada ujian ulangan, bahwa Paket B hanya diikuti oleh orang-orang yang kurang mampu, bukan untuk anak yang mendapatkan sekolah gratis dan berfasilitas seperti kami. Semuanya memberitahu, menyarankan. Tergantung individunya masing-masing saja.


Well… kenapa saya jadi cerita begituan???


Hmm, oke, sudahlah ya. Intinya, mari kita berjuang menghadapi ujian-ujian ini. Ujian, bukan pengganjal, tetapi sesuatu yang bertujuan untuk ‘menguji’ sampai dimana batas otak kita. Ngerti ga? Ahelah apa tau, saya juga ga ngerti lah. Oke, bye!

Selasa, 23 November 2010

waktu

Hai dunia! Ih udah lama juga ya diliat-liat postingan blog gue yang terakhir gue muat haha. Gimana ga ada gue? Sepi banget pastinya kan ya (dih paan sih… -__-)



Huft, kali ini gue berencana ngebenerin blog gue haha. Ya coba kita lihat lah gimana kondisi blog gue sekarang, ga jelas banget gini kan ya kayak apaan tau. Gaya bicara gue juga belakangan sudah mulai ‘beralih’, mulai dari gaya bicara ‘mengkritik’ dengan gaya bicara ‘kritikus’. Ngerti ga? Maksudnya gue berlebihan gitu kalo mengkritik sesuatu haha. Udahlah ya ga ngerti. Yah, intinya sekarang, gue mau menulis dengan sesuatu yang emang ‘penting’ buat dituliskan. Entri-entri ga jelas gue sebelumnya, cenderung menyerupai buku harian. Jadinya ga jelas dan ya, katakanlah, agak ngantukin. Zzz kalo bahasa komiknya.


Hari ini, belakangan gue makin gila rasanya. Sepertinya hari-hari menjadi makin absurd dan sarap. Eh absurd emang artinya apaan ya -_-? Kemaren misalnya, gue sibuk chatting dengan teman-teman sekelas gue haha. Jadi si Bugil alias Bule Gila alias Adie membuat grup di fb, Klz 9.6. Persis kayak gitu tulisannya haha. Padahal lebih enak kayanya kalo namanya Kelas 9.6 gitu. Udahlah apa. Trus kebetulan banget, pada Senin malam itu, yang lagi OL lumayan banyak. Kayaknya itu terjadi karena besoknya kita TIK, dan ada tugas ngedit foto, jadi banyak yang OL. Ya ga ada setengah dari anggota grup aneh itu sih, tapi ada berapa ya lupa deh. Pokoknya ada Adie, Alin, Wowo (tiga manusia ini hampir selalu muncul di dunia efbe), Siti, Herty, Fathia, dan Afiya. Eh tau-tau si Yosi muncul haha. Tapi yang ikutan chatting cuma gue, Adie, Alin, Wowo, Fathia, Afiya, dan Yosi deng. Siti ama Herty ga ikutan. Kalo Herty sih karna dia pake eBuddy, kalo Siti gatau kenapa. Ih sumpah rusuh banget ya, di dunia nyata maupun di dunia fb kami memang selalu kacau wkwkw. Misalnya, saling nyorakin orang, ngata-ngatain, bahkan mengumumkan bahwa besok bayar uang bencana sebesar sepuluh ribu. Ketika tadi kita ketemu, widih langsung heboh deh pada wkwk. Aduh sayang sih ga gue printscreenin cetingannya, padahal lumayan tuh buat kenang-kenangan wkwk.


Btw, kembali ke topik. Tadi gue abis baca-baca timeline… oh tunggu dulu, tau temlen ga? Timeline bukanlah alat pengembali kita ke masa lalu maupun sebuah garis yang memisahkan jalan antara pejalan kaki dengan pengguna kendaraan, melainkan artinya ialah… eh apaan ya? Itulah yang ada di twitter. Seperti home kalo di fb. Udahlah, gue ga mau sombong dengan punya akun twitter. Haha. Gue sering melihat orang-orang merasa ‘bangga’ jika memiliki akun yang masih ‘fresh’ gitu. Gue mah selon aja lah. Maupun blog. Gue ga pernah berseru ke teman-teman gue bahwa gue punya blog, dan gue ga pernah ngatain mereka gak ge empat u el karena ga punya blog. Gue pun ga pernah bernorak-norak ria, mengatakan ke khalayak bahwa followers gue seabrek, blog gue banyak yang liat, atau apaanlah. Ga butuhlah gue sok-sok ge empat u el. Oke, G4UL maksud saya. Gaul.


Oke lupakan. Jadi ada seorang tweeps berinisial FG yang membuat tweet, “aku males e tahun baru. Berarti UN makin dekat aja :(”



Nah lo. Itu dia yang mau gue bincangkan.

UN!!! UN, anak muda!!! Akhirnya, perjalanan selama tiga tahun di SMP harus ditentukan juga oleh ‘rumor’ ini. Jika ada yang bertanya, apakah gue siap menghadapi UN, jawabannya… lumayan. Ini bukan gue mau sombong loh haha. Tapi, seperti yang kita baca barusan., gue bilang ‘lumayan’ bukan ‘siap’. Gue paling takut sama IPA dan MTK nih. Dan untungnya ada PM, dan guru-gurunya ngebahas soal satu per satu. Jadi lumayan deh.


Nah tapi ya itu. kembali ke topik-topik gue sebelumnya, yang suka gue kupas disini…


Rasanya, waktu cepet banget berjalan.


Rasanya, baru berapa bulan lalu gue masuk SMP 119, dengan pakaian SD cupu seadanya. Tampang bego, muka oon. Sambil membaurkan diri ke setiap barisan, tiba-tiba gue ditanyakan seorang guru berinisial N, gue masuk kelas 7 berapa. Gue lalu kembali ke depan, ngeliat papan pengumuman. Gue masuk Tujuh Empat, rupanya. Disini gue merasa oke banget ya ini kelas. Ga di depan, ga di belakang. Cuma di kelas ini gue merasakan ada di kelas tengah-tengah. Rasanya, baru berapa bulan lalu, gue duduk dengan Dina Silvina. Ngebantu dia nulisin jurnal lah, nyerahin jurnal lah, malakin dia lah, apa lah… maupun ngeliat anak-anak 'kurang beruntung' diomelin Bu Nely karena ga bisa mainan suling... ngerjain tugas puisi... sampai akhirnya, bagi rapot dan mendapatkan buku kumpulan puisi kami. Lalu, kami jajan bersama. Romantis sekali 7.4.


Rasanya juga, baru berapa minggu lalu, gue masuk kelas 8.6. Masih jelas dalam ingatan, ketika gue kecewa berat ga masuk kelas pagi, malah masuk kelas siang, mana paling belakang lagi. Masih tergambar jelas dalam akal, waktu gue becanda-canda ama Nadia, ama Laras dan Dewi, ngetawain Elqy lah, apa lah… ngerecokin duit dansos lah… ga bisa kopral lah... masih pula teringat ketika pergantian pengurus kelas, dan kemudian gue dan UFO terpilih sebagai bendahara, mintain anak 8.6 yang pelitnya kebangetan… ngetawain muka ico dan awi yang aneh lah... contek-contekan sama Apip, Rifki, Nadia, ngapalin 65536 (masih inget ga ya tuh anak ._.?)… jalan-jalan sepuluh bsr, drama per kelompok... dibikin puyeng sama kelompok gue yang ancur lebur... digetokin satu-satu oleh seorang guru berinisial M… maupun akhirnya, saat kita ngumpul, ngobrol ama Bu Sri, ngomongin Satrio ama siapa lah tuh namanya yang ga jelas gimana kabarnya saat ambil rapot…



Dan baru kemarin rasanya, gue daftar diri, terkaget-kaget ketika tahu gue masuk kelas terbelakang (lagi) di 9.6… masuk kelas aneh ini, ketemu temen-temen yang terlampau gila (dan nampaknya ga akan bisa disembuhkan) dan ada beberapa sih yang waras (walau amat langka keberadaannya -__-)… teriak-teriak ga jelas mengetahui kenyataan menyedihkan —walau lebih tepat disebut menyenangkan— bahwa lampu kelas kami sudah divonis mati dan tidak bisa menyala. Mengapa menyenangkan? Sini gue terangkan, kalo itu lampu mati, maka biasanya pas lagi ujan, otomatis dunia gelap. Kalo kelas lain dengan tenangnya bisa menyalakan lampu kelas mereka, kelas gue mah kagak kan ya wkwk. Pernah ada guru yang ga masuk kelas kami karna kegelapan kelas kami tersebut, haha. Itu terjadi karena lampu itu kesenggol apa diapain gitu sama si Cory, pokoknya tau-tau itu lampu ngeblank dan yah sekarang telah dinyatakan meninggal. Dan masih banyak lagi… dan nanti pastinya akan terjadi hal-hal sarap yang akan menyenangkan untuk dikenang…………


Sebentar lagi US. Tegang sumpah. Gue ga punya banyak bekal buat menghadapi US. Belum lagi kami kelas terakhir. Kalo pas gedungnya masih di CXIX sih, sudah jadi ritual bahwa anak-anak penghuni kelas terakhir harus dipisah-pisah. Jadi misalnya anak 9.6 yang nomor absennya 1-5 katakanlah, maka mereka bakal seruangan sama sebagian anak 9.1. Kemudian, yang nomor absennya 6-10 bakal seruangan sama sisa-sisa anak 9.1, juga sebagian anak 9.2. Begitu seterusnya. Tapi pas US kemarin, kenaikan kelas, pas di gedung baru, nggak gitu. Anak 8.6 digabung, sekelas. Ini double hurray namanya, wkwk. Gue sih berharap banget kaya gitu hehe. Lingkungan anak-anak yang absennya diatas gue mendukung banget soalnya. Walau si Ihram yang nantinya bakal duduk di belakang gue atau di samping gue ga tau gunanya apaan sih wkwk (canda ram -_-v)


Seusai US, ambil rapor. Libur. Masuk semester genap (semoga gue dan kawan-kawan udah kebagian nyoba cxix yang baru! :D). Mulai ketemu TO yang bikin mual mual. Trus muli diarahin ke segala hal yang berbau ujian. TO lagi. TO lagi. Trus UN. Trus US. Trus UP (maap jika salah urutannya ya -_-v). Trus, tinggal tunggu hasil UN… apakah kita akan ketawa girang mengetahui kenyataan kita lulus? Atau sebaliknya????


Gila. Waktu berjalan cepet banget.


Lalu, mungkin gue akan mendaftar di sebuah SMA negeri di Jakarta. Lalu gue kelas 10. Kelas 11. Kelas 12. UN lagiii... kali ini sibuknya dobel, harus menghadapi ujian masuk PTN. UMB lah, SNMPTN lah...


Lalu gue kuliah.


Lalu gue kerja.


Yah, katakanlah, misalnya... lo terakhir bertemu dengan gue pada saat penerimaan ijazah kelulusan. Lalu katakanlah, kita ga pernah ketemu lagi. Trus cxix angkatan kita mengadakan reuni.


Idih, reuni. Itu nama agung banget kayaknya, wkwk. Seperti pertemuan kembali, mengenang masa lampau. Coba ya pas reuni nanti kita ketemu sambil saling berkata, "eh ini siapa ya?". Kemudian, setelah saling mengetahui nama satu sama lain, pastinya bakal ngenang masa SMP yang indah. Gue sendiri sudah 'mengantisipasi'nya mulai dari sekarang. Tidak perlu dengan menyiapkan uang buat menjadi investor terbesar dalam penyelanggaraan reuni mulai dari saat ini, tetapi cukup dengan menyimpan benda-benda kenangan kalian. Gue suka nyimpen kertas bekas 'surat-suratan' gue dengan temen-temen gue di kelas. Bahkan tadi gue baru nyimpen kertas surat-suratan antara gue, Bayu, dan Herti. Ya biasalah, ngomongin hal ga jelas. Gue juga nyimpen coret-coretannya Herty di buku gue. Pasti seru gitu ya kalo kita pas tua, ga usah tua-tua banget lah, katakanlah pas usia 25, kita ngeliat-liat kertas penuh arti tersebut. Trus coba lo membacanya bersama temen yang surat-suratan bareng lo itu. Pasti ketawa rasanya ketika melihat obrolan kalian berdua tersebut. Pasti lucu rasanya jika mengenang dulu lo pernah suka sama si itu, lo pernah jadian sama si itu, lo pernah musuhan sama si itu...


Ga usah lama-lama, lah. Gue juga menyimpan kertas-kertas ulangan jaman gue SD, mulai dari kelas 4 gue nyimpennya. Idih asli terkenang banget haha. Udahlah ga ngerti.


Tapi, kita bisa saja bertemu kembali dalam acara pernikahan gue suatu saat nanti. Dengan siapa? Ya, tunggulah saatnya nanti. (nah lo?!?!)


Atau mungkin, kita akan bersua lagi, saat lo menyetel televisi dan lo melihat gue di layar kaca, sebagai reporter VOA misalnya (?????)


Atau lo mungkin akan melihat gue di sebuah sekolah menengah pertama, saat mengantarkan anak lo masuk sekolah. Tentu saja, niscaya kita akan bertemu dengan keadaan lo adalah orang kaya dan gue adalah guru, bukan dengan keadaan lo adalah orang kaya dan gue adalah tukang sapu sekolah.


Atau, kita akan bertemu di sebuah toko buku, dan disana ada gue yang tengah meluncurkan novel perdana gue (???????????)


Atau kita akan bersua ketika lo menghadiri pemakaman gue???


Entah. Tidak ada yang mengetahuinya...


Waktu berjalan dengan cepat, takkan bisa kita hentikan. Maka, manfaatkanlah segala yang sedang terjadi dengan sebaik-baiknya. Kita takkan bisa membuat kesalahan sekarang, lalu ketika penyesalan muncul, kita akan memakai semacam 'mesin waktu' untuk kembali ke waktu yang telah lampau, menghapus kesalahan kita tersebut. Ini dunia nyata, Nak. Bukan dunia Doraemon dan alat ajaibnya.

Maaf untuk tatanan bahasa dan cara bicara yang lebay ini. Sekian dan terimakasih.


PS: Mari kita bersama menghadapi US!!! \('o')/

Selasa, 16 November 2010

memotong kambing dan menggorok sapi

Hai dunia! Hari ini lumayan cerah ya, hahaha. Sebelum memulai kegiatan tulis menulis, gue mau meminta maaf terlebih dahulu atas judul diatas yang amat mengganggu dan terkesan amat sadis. Ga usah khawatir, gue anaknya penyayang binatang kok. Gue cuman biasa membunuh nyamuk aja.


Btw, gimana timplet gue? Makin ga jelas kan ya (?) eh gue mau ngomong nih, gue ini ga ganti2 template karna gue salah haha. Jadi kan aturannya pas udah kita browse xmlnya, kita harusnya klik 'unggah'. Eeeeh gue malah ngeklik yang simpan template haha kan bego. Pas udah beneran bosen ama template gue, gue nyari di om gugel, gimance cara ganti timplet. Dan gue pun menemukan jawabannya hahaha.

Trus pas milih-milih timplet di salah satu website penyedia template berinisial B, gue menemukan timplet yang aneh-aneh wakaka. Pas buka yang palentenan, eeeh malah ga jelas gitu haha. Pas buka kids, gue udah demen sama yang Mario Bross. Tadinya gue mau pasang yang itu, tetapi batal karna biasa aja kesannya, dan juga karna gue susah banget menang di game tersebut haha. Gue sampe terpana sama diri gue sendiri, kenapa gitu gue sebegitu ga artistiknya sampe milih template aja bingung -___- dan akhirnya, pilihan gue pun jatuh pada si timplet yang ini. Sudah lah, nikmati saja (-______-)

Kenapa gue merasa hari ini lumayan cerah? Yah, tentu kalian merasa cuaca Jakarta sekarang aneh. Kadang ujan, kadang gerah. Kadang kita kebingungan sampe ngudek-ngudek rumah buat nyari payung, kadang kala pula kita sibuk ngolesin sun block sambil berteriak ganjen, ‘aduuuh makin item ajeh deh geuweeeh’. Kalau ditanya, gue lebih suka cuaca cerah atau hujan? Ya tergantung hahaha. Kalo ahri Senin sampe Minggu sih gue lebih suka cerah ya. Kecuali Selasa, gue lebih rela deh keujanan dibanding hari Selasa jadi cerah. Emang Selasa kenapse? Ya ada deh haha. Cuma gue dan hati gue yang tahu(?).



Kembali lagi kepada pertanyaan tadi, mengapa gue merasa cerah. Yaaah, haha, ya gitu deh. Setelah meratapi tulisan blog gue belakangan ini, mungkin dua entri sebelum entri yang ini terbit, gue merasa tulisan gue kurang segreget biasanya. Yaaah, biasalah. Gue memiliki banyak pikiran yang ga indah. Teen life feel banget, lah. Dan sekarang, gue sudah melupakan hal-hal konyol tersebut. Yeah, hidup ini indah, kawan! Tergantung bagaimana caranya kita menyikapinya saja. Jangan pernah gentar jika menghadapi satu-dua masalah. Cinta? Klasik. Dimusuhin temen? Biasa. Temen makan temen? Lumrah. Temen makan serigala? Luar biasa! (?). Katakanlah, sebagai example dalam topik ini, gue. Gue ini manusia yang sudah terbilang pengalaman dalam menghadapi masalah. Hidup gue tidak seindah yang kalian kira, Nak. Gue udah bosen menghadapi masalah cinta-cinta begituanlah, walau orangnya yaah kalo ga yang itu paling yang itu. Soal pertemanan, apalagi. Bosen gue. Yah, tapi coba lihatlah gue. Gue masih tetep gila dan tetep dianggap gila. Dan sekarang ini, ya, alhamdulillah gue lagi gak menghadapi masalah haha. Ya paling percintaan, itu juga biasa banget lah, ga ngaruh-ngaruh banget buat gue. Intinya, Nak, kita itu menganggap hidup kita ini enteng aja. Dan kalo punya masalah, biasakan buat sharing ke temen. Jangan deh, sahabat, karena kebanyakan ‘temen’ itu ember mulutnya. Gue ini salah satu orang yang ga bisa buat enggak cerita ke sahabat-sahabat gue ketika gue kena apaa gitu atau ada apaaa gitu. Ya kayanya masih ada beban di pundak ini, seperti iklan salah satu salep penghilang pegal berinisial C. Apalagi, kawan-kawan pilihan gue available dimana-mana haha. Dan untungnya anak 9.6 menyenangkan, dan mengasyikkan, walau kesemuanya sarap. Menurut penelitian gue sih ya 9.6 kayanya bakalan lebih enak dibanding kelas-kelas gue sebelumnya haha. Kenapse? Ya karna mereka itu sarap haha. Udahlah ga ngerti.



Gue mau bercerita apaan ya? Histeria Idul Adha? Wah ga tau deh haha. Gue nulisnya pas malem takbiran sih, hahaha. Jadi gue ga tau gimanse acara potong-potongan tahun ini. Tapi sih, yaaah… Idul Adha biasa aja dari tahun ke tahun buat gue. Gue pribadi suka banget kalo sodara-sodara gue muncul dari tempat tinggal mereka masing-masing dan mampir ke rumah gue. Lalu kita ngobrol dan ketawa-ketawa ga jelas. Apalagi gue orang Padang, jadi kalo mereka ketawa maka ketawanya mereka itu bisa membelah dunia. Satu orang Padang ketawa biasa itu mungkin sama dengan dua orang Jawa ketawa histeris. Pokoknya, heboh. Tapi untungnya, ayah gue Jawa. Jadi kalo gue ketawa ga selebay mamah gue dan keluarganya lah. Tanya aja kawan-kawan gue, kalo gue ketawa ga pernah tuh sampe membelah dunia. Palingan membelah planet Bumi. (?)


Tapi sih, ya itu. idul Adha berlangsung dengan apa adanya, dengan normal. Ga pernah ya di daerah gue ada kambing ngomong, “aaa aku tak mau dibunuuuh” dan memotong tali dengan tangannya sendiri, ataupun ada kambing yang mengalami cinlok dengan kambing lainnya ketika mereka tengah dikumpulin, apalagi sampai tragedi sapi lepas dan kabur jelalatan ilang ga tau kemana. Hampir setiap tahun sih, gue suka liat di berita, sapi lepas itu sering banget kejadian di berbagai daerah. Dan gue ga bisa melakukan hal lain selain ketawa kalo ngeliat berita itu. Gue ga kebayang ya gimana hal itu kejadian sama gue haha. Misalkan ada sapi lepas trus dia lari gitu dan tau-tau dia ngibritnya ke rumah gue kemudian si sapi ini menghancurkan proyek memasak daging kerjaan kakek gue. Bakalan seru dan bakalan jadi trending topic seumur hidup, tuh. Tapi ngeri juga bayanginnya.


Oh iya kawan-kawanku. Gue mau bercerita soal sebuah novel berjudul Padang Bulan dan sekuelnya, Cinta di Dalam Gelas. Kenapa tiba-tiba gue ngomongin ini novel? Mengapa dari ngomongin kambing langsung nyasar ke novel coba? Soalnya novel karya Andrea Hirata ini keren banget. Alur cerita, udah jelas dewa. Latarnya, ngena banget. Tokohnya, gila semua. Tapi satu hal yang paling gue sukai adalah cara Andrea bercerita. Rasanya, kata-kata beliau ini teramat keren dan indah, menawan, namun memiliki kesan ‘mengalir’. Mari kita kutip salah satu dialog dari novel ini:


Mendapatkan Ikal, kawanku.


Sudilah kiranya memaafkan kesalahanku atas kejadian Aziz Tarmizi. Memang tak tahu adat sekali orang itu.


Ttd,

M. Nur, yang menyesal.


Apanya yang menarik? Tentu saja kata-kata yang ia pilih dan ia suguhkan dalam kalimat kecil itu. Benar-benar keren, lebay, dan menawarkan humor dalam bahasa baku, yang agak diasingkan oleh para pemudi-pemuda.


Atau, mari kita perhatikan sebuah puisi karya si Ikal yang ia berikan kepada kawan sejawatnya, Enong. Dalam cerita ini, Ikal mengatakan pada pembaca, bahwa kalimat-kalimatnya ini ia tulis sesuai ‘apa yang tengah terlintas di pikirnya’. Puisi yang gue maksud ialah ‘Bulan di atas kota kecilku yang ditinggalkan zaman’ (halaman 197, Padang Bulan). Yang paling bagus, tentu saja ketika Enong ditemani guru Inggrisnya menerjemahkan puisi tersebut ke dalam bahasa Inggris. Judulnya berubah 180 derajat, menjadi ‘Moon Over My Obscure Little Town’. Coba kalian baca puisi tersebut. Mengapa gue ga menuliskannya? Enak aja, mokay banget lu haha -___-.


Novel tersebut, menurut saya, sebagai salah seorang pembac a dari, entah, berapa juta orang yang sudah membaca novel itu, mampu sekali meningkatakan dan menambah kosa kata lebay kalian. Coba sekali-kali dibaca, jangan baca tinlit mulu haha. Gue sendiri ga pernah beli tinlit, sebabnya gue memiliki ideologi yang sama dengan kakak gue yang cewek. Kata dia, kalo dia beli tinlit, rasanya sia-sia. Iya juga sih haha. Dari judul aja udah bisa ketebak gimance alur ceritanya. Yaa, katakanlah judulnya Cinta di Dalam Bajay. Ya palingan, ketebak lah. Paling ada cowok keren ganteng yang jadi supir bajay, trus ada cewek kaya raya yang jadi penumpangnya. Trus mereka kenalan, trus saling suka. Trus jadian, tp ortu si cewek ga setuju anaknya jadian ama tukang bajay. Yah konfliknya mah bervariasi, bisa aja mereka kawin lari buat ngerebut hati ortu si cewek, maupun mereka juga bisa aja pura-pura bunuh diri supaya ortu si cewek ngijinin atau apalah. Akhirnya, ortu si cewek ngerestui hubungan mereka. Yaudah selesai. Klasik banget. Dan ideologi kakak gue tersebut akhirnya ditiru oleh gue haha. Akhirnya gue dan kakak gue tidak pernah punya tinlit. Dulu pas jaman SMP kakak gue sih punya,tapi pada dipinjemin ke temen-temennya. Dan alangkah bejatnya si temen, mereka tidak mengembalikan novel tersebut. Kasihan nian kakak gue. Kira-kira semenjak masuk SMA, kakak gue udah ga pernah beli tinlit lagi. Dan gue terinspirasi dari beliau.


Btw, penulis adalah bagian dari mimpi gue. Sini gue ceritakan, sekarang-sekarang ini gue mulai punya impian buat jadi guru, wartawan, dan penulis. Yah, klasik lah alasannya. Alasannya mungkin sama dengan alasan anak-anak kecil kalau ditanya “kenapa suka permen?”. Yah anak bocah bakal jawab apaan lagi selain karna permen itu manis, enak. Mungkin alasan gue sama dengan itu lah.


Oke, kembali ke kambing. Gue suka banget karna acara kambing ini terjadi di hari Rabu. Yuhuy! Betapa bahagianya gue dan kawan-kawan, terutama teman-teman di 9.6. Kenapa? Soalnya pelajaran Rabu itu ga enak hahaha. Gue juga yaaah menganggap Rabu itu empet banget. Gue juga ga tau hari apa yang pelajarannya enak-enak. Mungkin sih, Kamis atau Jumat. Hari paling males, ya Senin. Klasik lah alasannya. Belom lagi mintain dansos, musti sampe naik darah baru anak-anak baru mau pada bayar. Apalagi Senin kemaren, ada yang bikin gue kesel gitu soal dansos haha ada lah tuh. Jadi kami girang banget karna kambing dan sapi dipotong hari Rabu. Senangnyaaaa…..


Oke, kawan-kawan. Maaf sekali, sudah mau jam 12 malam. Atau tepatnya, tanggal 17 November 2010, hari dimana pelaksaan Idul Adha diadakan. Sudah ya, kawan-kawan. Salam Kambing!

Minggu, 14 November 2010

terima kasih

Hai dunia! Gimana kabar kalian?

Tunggu. Lagi-lagi, gue bersikap sok akrab.

Eh iya, hari ini tanggal 14 November 2010. Minggu.
Hari ini rasanya biasa banget buat gue. Eh ga juga deng, tadi sih gue atletik. Walau disana ga bagus-bagus juga sih. Soalnya tadi ada kesalahan teknis, ada lah something.

Eh tunggu deh kawan-kawan sejawatku. Kalau kita tengok, makin lama timplet gue makin cupu aja gitu haha. Udah dari jaman penjajahan, timplet gue cuma kertas ama kopi apaanlah tau. Mohon dimaafkan jika ada yang terserang sakit mata atau apa dikarenakan melihat-lihat blog saya. Gue sering ngudek-ngudek seluruh isi dari sebuah web penyedia template-template buat blog, namun entah kenapa pada gak selaras dengan hati dan pikiran gue. Jadi apa daya.

Hari ini kayanya biasa banget buat gue. Dari tadi pagi kayanya hari-hari ini ngebosenin aja. Gue bosen. Bosen. Bosen. Hape gue sepi, sesepi hati gue (?) hari ini gue masih bernapas. Masih bisa makan. Masih ga punya kerjaan. Tapi bagus kan ya, gue mengisi kekurang kerjaan gue dengan menulis di blog abal ini. Iya kan? Ini lebih ada manfaatnya dibanding menghitung berapa jumlah rambut manusia, kenapa pembuat nokia memberi nama nokia pada hape buatannya, mencoba menghapalkan riwayat kelas seluruh siswa di sekolah kalian masing-masing, mencari tahu siapakah pembuat paku dan palu, atau mencoba menghitung ada berapa jumlah kata I Just Wanna Say I Love You pada lagu berjudul sama hasil buatan Melly Goeslaw. Gue bener-bener bosen. Ga punya kerjaan. Tapi tentu saja, sekali lagi, ga segapunyakerjaannya kelakuan diatas.

Atau misalnya juga, mencoba menghitung berapa kali gue mengucapkan kata bosen pada entri gue yang ini.

Gue bener-bener bosen, bosen, bosen. Hari ini biasa aja, maka dari itu gue ga tau mau nulis apaan. Oke, gue mau menulis… apaan ya?

Ga tau.
Gue bener-bener ga tau.

Eh iya deng, ada yang mau gue omongin. Biasanya, para anak muda akan main ke Monas sesudah selesai ambil nilai atletik. Gue dulu suka ikutan kesana, tapi entah mengapa belakangan ini gue males banget ke tempat tertenar di Jakarta tersebut. Kenapa? Nih gue ceritakan. Kalo gue langsung pulang nih ya, rasanya segerrr banget gitu. Eh biasanya gue ga langsung pulang sih, tapi gue dan babu gue Alfin sering transit dulu ke rumah Yuyun haha. Kadang kami manjat genteng anak itu, kemudian akan berteriak-teriak norak disana. Sesekali kami neriakin orang yang lewat di depan rumah anak itu, kemudian betapa bangganya kami saat orang yang kami teriakin itu celingukan mencari asal suara.

Biasanya sih ya, orang ke Monas itu atas berbagai dasar dan tujuan masing-masing. Ada yang pengen main kayak gue, berolahraga, membaca buku (walau cuma 0,01 persen yang melakukan ini), melihat-lihat, foto-foto apalah, dan sebagainya. Tapi paling banyak ya mau ngapel. Gue ga pernah ke Monas buat ngapel. Ngepel mah iya. Lagian mau ama siapa coba? Sama patung raplesia arnoldi?? Dan disana gue sering banget ngeliat temen-temen gue muncul sambil bergandengan tangan, serasa dunia milik mereka, yang lain ngontrak. Tentu saja mereka merasa, dunia ini begitu indah. Tumpukan sampah ialah taman bunga, orang-orang yang lewat di sekeliling mereka adalah para cupid yang berwajah imut dan inosen sembari membawa panah-panah asmara, tugu Monas serasa Menara Eiffel, dan tanah daerah tersebut ialah sungai yang indah dan nyaman. Tentulah mereka serasa Jack dan Rose, Romeo dan Juliet, maupun Tukul dan Susi. Mereka juga pasti merasa bahwa mereka tengah menggunakan pakaian-pakaian ala keluarga kerajaan Inggris zaman 50-an. Sambil mendayung sampan, mereka bercengkrama menikmati masa-masa indah tersebut dengan secangkir teh di sisi mereka. Wow, betapa kerennya. Sedangkan yang sebenarnya terjadi, mereka cuma berada di Monas yang rame dan dikelilingi oleh sampah-sampah dalam berbagai ukuran. Itu juga menggunakan kaos belel yang available at Monday Market. Benar-benar sebuah paradoks yang mencengangkan.

Gue, yang jelas-jelas ga punya kerjaan dan sangat aktif dan tanggap menanggapi keadaan, biasanya jadi pemandu sorak. Bukan berarti gue mengenakan busana minim sambil mengibar2kan bulu2 itu tuh apalah namanya tau, tetapi gue selalu menjadi penceng-ceng. Gue jarang menjadi orang yang diceng-cengin. Hal terstandar gue sih biasanya saat gue melihat para pemuda pemudi beruntung itu, maka gue akan memanggil orang-orang di sekitar gue untuk ikut menonton mereka. Kemudian, tanpa dikomandoi, biasanya kami akan berkata “cieee…” dan biasanya korban gue tersebut akan tersipu-sipu malu sambil berkata “apaan siiih”. Apaan sih mah apaan sih, tapi tentu saja mereka tidak mau bulan madu mereka diganggu dengan sorakan para cheerladers sampah itu. Gue mengerti posisi mereka.

Eh tunggu. Sebenarnya tujuan gue bukan mau ngomongin Monas.

Gue mau ngomongin kebaikan teman-teman gue.

Teman-teman gue. Mereka benar-benar baik banget pada gue.

Atau tepatnya, sahabat-sahabat gue.

Gue ga tau kenapa, gue sekarang serasa terperangkap dalam jeruji besi. Maaf berlebihan, tapi intinya gue bukan dipenjara. Melainkan gue merasa, sekarang ini, gue sepertinya sedang sakit. Bukan sakit jiwa, bukan pula sakit cacingan atau apa lah tau. Sakit hati? Mungkin. Sama siapa? Ga tau. entah kenapa sekarang gue ga tau harus menjawab apa dalam menghadapi pertanyaan ‘him lo lagi suka sama siapa?’. Nah lo. Sama siapa? Gue suka sama siapa? Ga tau. Dulu kalo ada yang nanya pertanyaan begitu, gue sudah memiliki jawaban. Definisi ‘dulu’ bukanlah lima tahun lalu maupun dalam jangka waktu yang lumayan lama, melainkan, kira-kira ya, melainkan ‘dulu’ itu adalah seminggu lalu. Gue bener-bener ga tau kenapa jadi begini. Tapi sekarang ini gue bener-bener ga tau lagi suka ama siapa hahaha. Alasan klasik para jomblo angkatan gue sih biasanya, pengen serius karena sebentar lagi UN. Nah lo. Gue ga tau sih apa hubungannya pacaran dengan UN haha. Ini kan sama dengan bertanya apa hubungan antara meja dan bantal, tata boga dengan fisika, dan biskuit khong guan dengan novel harry potter. Mungkin, mereka ini tidak ingin pacar mereka mengganggu keseriusan mereka danalm belajar. Kembali ke soal tadi. Gue merasa gimana lah tau, kalian pasti mengerti jika ada di posisi gue.

Dan, untung sekali gue punya teman. Punya sahabat.
Terima kasiiiiiiiiiiih banyak banget buat kalian-kalian ini. Buat 9.6. Buat Herty, yang selalu dan akan selalu jago membuat gue senang dan bahagia dan ketawa. Buat Yoga, Ramdhan, dan Zikra yang kalo ngikutin gaya ngomong gue bisa membuat gue ketawa tujuh turunan tujuh lautan tujuh samudra dan apalah tau si Ripki itu. Buat Bayu yang leluconnya super garing. Buat Alin, Lianot dan Afiya yang kalo curhat bisa membuat gue terbengong-bengong. Buat Marijal, Lutpi, Okta, dan siapapun anak 9.6 yang kalo becanda bisa bikin gila. Buat Dwi dan Fatia yang amat sabar menangani gue yang dikit2 manggil ‘haaaaaaaaai’. Buat Wowo dan Nopal yang punya hobi merusuh di fb gue. Buat siapaaaaaaaaa pun disana…

Yah begitulah mereka. Gue bener-bener ga tau gimana gue kalo ga ada mereka. Itu baru sebatas temen-temen di 9.6. Belom termasuk di 7.4, apalagi di 8.6 yang serunya kebangetan.
Gue bener-bener ga tau gimana kalo ga ada mereka. Apakah gue masih bisa sebahagia ini.

Jadi intinya………………..
Terima kasih teman-teman!!! ;)))))))

Udah gitu doang?
Ga tau nih. Ini tumben soalnya gue nulis dan langsung gue upload haha. Eh bukan upload deng. Apa tau namanya lah.
Ya sudah lah ya. Dadah. Selamat malam. Eh, selamat pagi. Eh ini selamat apa ya? Sudah pukul 00:05 soalnya.

Sudahlah. Selamat pagi atau selamat malam.
Dadah.

Selasa, 09 November 2010

enam november dua ribu sepuluh

Hai dunia! Gimana hari-hari kalian? Semoga baik dan berjalan mulus serta lancar. Yang lagi krisis moneter, angkat tanganmu dan mari kita ber-high five bersama, karna yang tengah lo rasakan sama persis dengan gue. Mari kita menundukkan kepala sejenak dan berdoa agar krismon yang kita rasakan sekarang akan berakhir dan akan ditutup dengan pundi-pundi rupiah dari orangtua masing-masing. Amin.

Sekarang, tanggal 6 November 2010, Sabtu. Seperti yang udah gue omongin, karna inflasi yang begitu dahsyat, gue jarang banget mendapat kesempatan untuk menggunakan modem (yang sebenernya juga nggak ada pulsanya). Jadinya sekarang gue nulis apa gitu tiap hari tapi gue post ga sesuai tanggal gue ngepostnya. Sekali jebret gitu. Udahlah ga ngerti.


Oh iya, tadi gue ngeliat profil fbnya temen gue, ada lah siapa namanya wkwk. Gue ngeliat dia itu jadian tanggal 20 10 2010. Wow, keren abis ya haha. Pasti mereka kesenengan tuh jadian tanggal aneh begitu. Gue tersenyum saja melihat kebahagiaan mereka haha, masalahnya mereka ini juga ga murni jadian pertama, tapi mereka ini kembali jalan. Backstreet. Wihihiy, keren.


Gue juga jarang sih ya ngeliat temen gue jadian ama siapaaa gitu trus mereka langgeng gitu, ampe 3 bulan aja. Paling banter mah yah paling sebulan, itu juga biasanya putus karna cekcok ga jelas kayak gue dulu gitu wkwk. Malah ada temen gue yang jadian sehari doang wkwk. Gue heran juga, kenapa mereka jadiannya begitu. Mendingan mah tolak aja ga usah jadian, kan kesannya kaya ga niat gitu. Mau banyakin mantan apa gimanalah tau. Ada juga tipikal orang yang pacaran trus putus trus belom ada sehari dianya udah dapet pacar lagi. Wow, keren. Tapi lumayan aneh sih haha. Gue aja ini ya udah berapa lalu putus sama si ehem dan udah berapa bulan coba menyendiri. Mungkin lo udah pacaran 50 kali dan gue masih menjomblo. Mau tau ga apa rahasia gue tetep setia dengan kesendirian gue??? Kalo gue mah ya hidup ini dibawa asik aja haha. Tetep aja main sama temen-temen lo, belajar walau ga tau apa yang mau dipelajarin, ngetawain diri sendiri, mentertawakan orang lain, dan diketawain orang lain. Niscaya hidupmu akan asik dan enteng dibawa kemana-mana.


Eh ya, jadi kata-kata gue barusan itu mematahkan opini dari orang-orang yang mengatakan bahwa gue udah jadian sama si ehem hahaha. Itu kan tipu berat, gue kayanya udah berorasi begini sebanyak seratus kali setiap detik. Hampir setiap hari, si Liani nanya gituuuu mulu ama gue hahaha. Kalo dia ngomong gitu, gue langsung membalikkan kata-katanya dengan bertanya balik, “lo udah jadian sama si ehem belom?” dan gara-gara kata-kata itu biasanya dia juga mati kutu kayak gue wkwkwk. Dan gue ga tau ya dari mana rimbanya tiba-tiba itu gosip muncul. Salah satu penyebabnya, gue anti banget ama cowok yang otaknya… HAHAHA -____-v. udahlah lupakan, ga enak.


Lagian orang kayanya empet banget deh jadi single gitu. Gue sih punya ideologi ya jodoh itu ga bakal kemana haha. Eh tapi setelah gue pikir sih, jodoh itu bakal kemana-mana. Nih misalkan, jodoh lo itu ternyata seseorang yang tinggalnya di Inggris apa manalah. Trus misalkan nih ya elo itu mendapat beasiswa buat berkuliah disana. Eh tau-tau nih elo ketinggalan pesawat yang mau nganterin elo ke negeri Paman Sam itu (eh salah ya?) dan otomatis kan ya elo ga bertemu dengan orang yang gataunya adalah jodoh lo itu. udah ah lupain. Gue juga ga ngerti.


Btw, agak sombong sedikit, gue ingin mengabarkan bahwa Minggu ini sibuk banget buat gue. Nih ya, Senin ampe Jumat belajar kaya biasa. Sabtu ini, hari ini, mulai PM. Pengertian PM bukanlah menandakan bahwa ini jam 12 siang sampai 12 malam, dan PM juga bukan kepanjangan dari Puthrey Manhiez, melainkan kepanjangan dari Pendalaman Materi. Dan besok nih, ada Try Out dari sebuah bimbingan belajar berinisial P yang kemaren gue ceritain. Wih, kelas 9 memang super sibuk ya haha. Hari-hari kelas 9 harusnya diisi dengan membaca dan membaca dan membaca. Sebaiknya sih kita itu membaca dimanapun dan kapanpun seperti yang dilakukan seorang anak berambut keriting yang sibuk menghapal kata-kata yang apaaa gitu kata pertamanya, lalu spora dan amuba. Kemudian anak itu disuguhi sebuah produk yang berorasi mampu meningkatkan daya ingat pelajar. Lalu, akhirnya, anak itu berucap ‘pake tiap hari pake tiap hari’. Harusnya mah belajar gitu kan ya. Tapi mah ga sampe menghapalkan spora dan amuba kemanapun di setiap tarikan dan helaan napas. Yoi, dewa kan ya jadwal orang kelas sembiln haha. Sibuk. Ya nggak berarti 24 jam gue gunakan buat belajar seperti anak yang kepinteran tadi, gue belajar ajalah dengan biasa. Gue juga suka heran sama temen-temen yang saking hebohnya masuk tiap hari sampe-sampe ngomong ‘adowh… geweh sibuxx beudh neich,, gra”na seminkgu inhi geueh masuk ckulahanz mlolowch… buthuh reprezink neich.. mawu petjah neich pala geuwechhh…’. Haha. Bukannya mau sotoy, gue tau perasaan kalian yang empet masuk sekolah mulu. Tapi sejauh ini, gue ga pernah ngeliat kepala orang beneran pecah karena belajar. Orang-orang yang katakanlah bloon aja kalo belajar ga sampe mengalami perpecahan kepala. Dan, apa sih, ngaku2 butuh refreshing? Hahaha, sesibuknya anak kelas 9, mereka juga pada represing kale. Kalo PM selesai nih, pasti pada main. Gue juga gitu. Itu mah represing kan ya, walau kagak bener2 refresh. Sudahlah, lupakan.

Tapi perubahan yang terjadi pada gue ga gitu signifikan sih. Gue tetep aja mempunyai jadwal yang amat sangat santai. Sedikit membuka aib, dari gue kelas 7 dan merasakan nikmatnya libur Sabtu, hari Sabtu itu hari full gue santai. Kalo Minggu, gue masih ada belajarnya. Nih jadwal gue hari ini, tadi gue bangun jam 6. Setelah mencoba menstabilkan diri, gue mulai makan sambil nonton tv. Kemudian gue mandi. Beres-beres, dan akhirnya pergi jam setengah 8. Di sekolah, baris bentar buat dapet pengarahan apalah tau. Terus abis itu gue PM MTK. Trus istirahat. Lalu IPA. Trus pulang. Sampe dirumah jam 12 kurang 15, gue santai ampe jam 2. Trus ketiduran dan bangun jam 6 malam. Kemudian setelah bla bla bla, gue mendapat bisikan dari hati terdalam gue buat mengerjakan soal uan. Tapi ga semua gue kerjain, cuman yang diajarin sama guru PM MTK kita, Pak Rahamat. Tapi sialnya, dari soal2 itu cuma berapa soal doang yang gue dapetin hasilnya. Padahal udah gue kerjain sesuai petunjuk beliau. Gue kebanyakan mentoknya sama kata2, “eh ini kok angkanya bisa jadi segini sih?”. Nah lo. Karna udah mentok, gue lalu mengundurkan diri dari kegiatan belajar menitan itu. lalu gue nonton OVJ bentar. Trus gue bete, dan mengetik disini deh.

Sebelumnya, gue mau nyeritain hari2 gue nih. Hari Kamis dan Jumat kemaren, mata dan hati gue berhasil dibuka lebar2 oleh kawan-kawan gue. Bukan berarti mereka membedah gue dan membuka alat ekskresi dan sekresi itu, namun mereka memberi tahu “siapa si ‘ehem’ yang sebenarnya” pada gue. Orang-orang itu ialah Ramdhan, Herty, dan Nurul SH. Yang namanya terakhir disebut bukanlah seorang pengacara kondyang sepantaran bapak ruhut sitompul, namun SH ialah kepanjangan dari Setia Handayani. Si Ramdhan ialah teman sekelas orang itu saat kelas delapan, sedangkan Nurul adalah temen sekelasnya orang itu sekarang ini. Herty? Entahlah, dia hanya pemandu sorak. Itu tuh, si……………………… udahlah.

Oke, Kamis kemaren. Gue masih inget persis, pada malam hari tanggal 4 November. Gue berhasil dibuat ber idih-idih dan ber uek-uek ria dikarenakan seseorang. Siapa orang itu? ada deh. Masa ya dia ngomong………… udahlah, jadi jijay gue haha. Kemudian karena gue orangnya bloon, gue meminta pendapatnya si Ramdan, gue harus gimana. Kata dia gue harus ini ini ini. kemudian gue bertanya pada si Nurul apakah si itu orangnya begini. Kata dia, emang iya. Kemudian gue berhasil dibuatnya jijay dan jijik. Dan ternyata si… anaknya bener bener… hahaha. Udah banyak orang yang bilang demikian. Sudahlah, ga enak ama anaknya.

Hari Jumat, besoknya, ada pelajaran IPA. Gurunya ga masuk, dan Herty nyuruh kita ngerjain bahasa Inggris daripada bengong dan melongo. Kelas kami sepi banget waktu itu, karna 10 orang ga masuk, cuma 26 anak yang dateng. Dan kita kemudian duduknya bergerilnya, namun anak cewek rata2 ngetem di tempat duduknya masing-masing. Kemudian, gue ngobrol sama Bayu, Herty, dan Ramdan sambil ngerjain bahasa Inggris. Karena Yosi dan Yunita yang duduk di depan gue lagi sibuk nyontek ama siapalah gue ga tau, Ramdan dan Bayu duduk di depan gue. Ih sumpah ya orang yang luarnya keren dalemnya belum tentu. Bayu emang ga nyumbang ide apa-apa, hanya sebagai pemandu sorak juga hahaha. Tapi dia berhasil lah kita bikin cengo. Namun dua orang lainnya berjasa buat gue. Yang paling membuat gue terpana ialah saat Ramdan mengatakan bahwa si…… dulu pernah……… dengan………. Idihh, dengerin ceritanya aja gue geli abitch. Bener deh, nilai orang jangan dari luar. Jangan menjadi orang yang sekaget gue. Iyakh.

Tapi gue ga tau mengapa bisa begindang, gue ga tau. Bener-bener melenceng dari dugaan gue. Kalo di bayangan gue nih ya, si… orangnya wow sekali. Ternyata, lain banget. Lain. Lain. Lain.

Eh tapi anak 9.6 itu asik juga kalo dipikir2. Anak ceweknya udah jelas hancur parah dan sangat menyenangkan untuk dirusuhin, tapi anak cowoknya enak juga diajakin bertukar pikiran macam begini. Anak cowok 9.6 yang berhati suci (?) itu menurut gue antara lain ramdan, bayu, yoga, zikra. Anak 8.6, cowoknya yang asik ya cuman alfin atau rifky. Yang lain? Diajak berantem iya.
Tapi kalo anak ceweknya yang diajak bertukar pikiran, ya… gitu deh. Ga begitu enak. Yang enak nih ya cuma Afiya ama Herty ama Alin ama Liani. Nah, dari orang2 itu, tiga diantaranya udah kenal baik dengan gue bahkan sebelum masuk 9.6. Kalau yang disebut terakhir, itu orang baru haha. Gue jujur aja ya agak pilih-pilih orang buat bercerita. Lo juga kan? Kenapa gue gitu? Ini bukannya gue mau gimana… tapi ada yang mulutnya ember tumpah gitu haha. Gue pernah cerita apa gitu ama dia, eh dia membeberkannya di hadapan banyak orang. Gimana sih kan ya kalo ada di posisi gue??? Terpaksa gue menyuruh anak2 yang mendengarkannya tutup mulut. Otomatis gue kapok cerita ama dia. Udah cukuplah perbuatannya di hari itu. Ga mau lagi gue cerita ke dia, cukup ke empat orang terbaik itu aja. Kalo lo anak kelas gue ya pastinya taulah siapa.

Tapi juga ga semua sahabat gue tau gimana kabar gue dengan si… -___- Yang bener2 tau sampe dalem-dalemnya cuma Alfin sama Alin. Yang lain tetep gue ceritain, tapi cuma dua orang itu yang tau sampe sedetil-detilnya. Soalnya dua anak itu… kenapa ya? Gue juga ga tau kenapa cerita lengkap-bangetnya sama dua anak itu doang. Mungkin, there’s a love between us kali ya. (???)

Lupakan deh, jijik juga gue lama-lama. Dan abis itu, pelajaran Seni Budaya. Weheeeey gue bisa Indonesia Jaya juga akhirnya. Nggak, gue gak sedewa anak-anak lulusan 8.1 sampai 8.3 yang udah mendapatkan bimbingan dari Pak Midi sebelumnya, maupun anak 8.4 dan 8.5 yang udah diajarin si Bu Nelly. Namun intinya gue bisa lah. Kalo dulu lo 8.6, pasti taulah kita ga belajar main alat musik. Dulu nih ya, pas di 8.6, gue suka mendelik iri kepada anak-anak kelas lain yang main alat musik. Enggak, gue gak dewa. Cuman kayanya asik aja gitu. Apalagi jadwal Seni Budaya pas di 8.6 itu, gue masih inget banget, adanya pas hari Selasa jam ke 5 dan 6, tepat sehabis istirahat. Dan itu juga berbarengan sama anak kelas 8.3, yang diajarin Pak Midi. Ih sumpah nyeri kuping gue dengerin mereka main musik ya hahaha. Tapi untungnya sekarang gue lumayan lah bisa mainnya, sebabnya kelas 7 dullu gue diajarin sama ibu Nelly, dan dia ngajarnya enak banget bangetan. Sisa-sisa ilmu beliau itulah yang gue gunakan. Dan ada efeknya sekarang.

Kemudian, pelajaran B. Inggris. Gurunya ga ada, yaudah kita ketawa-tawa doang. Pas itu, si Lutfi, Ramdan, dan Liani ngobrolin si…… HAHAHA. Lalu mereka ngobrol gitu, kalo onlen pake modem apa. Kata Liani gini “lo pake modem telpon apa modem tusuk?”

HAHAAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAH!!!!!!!!!!!! Demi apapun ini lucu banget. Mana si none blande itu ngomong dengan polos lagi, ga ada unsur becandanya hahaha. Gue ketawa dengernya, dan akan selalu ketawa kalo inget itu di rumah hahaha. Modem tusuk? Apaan tuh woy????!!!! USB kaleeeee!! Dan dengan kocaknya si Lutpi bilang, “bang beli modem tusuk bang tiga” HAHAHA ya amplop… modem tusuk? Sate kali yeee?????????

Noh gue nulisnya aja sambil ketawa2. aduh lupakan soal modem tusuk, gue langsung dibuat pusing karna besok PM. Oke PM tadi enak menurut gue. karna apa? Masuk pagi, boi. Buat anak yang belom pernah masuk pagi, pasti akan berkata bahwa masuk pagi itu indah. Tadi pas kita baris dan kembali ke kelas masing-masing, tapi diurutin dari kels 9.1 dulu dan ditutup dengan kelas gue, pas kita ada yang mau ngebelok ke kanan Pak Manta bilang ‘9.6 lewat sana (yang dimaksud adalah tangga sebelah kiri), mereka punya jalur sendiri’ HAHAHA. Ya ga persis gitu sih kta2nya, tapi keren kan ya? Ibaratnya kelas 9.6 adalah kelas eksekutif dan VIP yang membutuhkan tempat hidup di daerah yang jauh dari anak lain hahaha. Sudahlah, itu berlebihan. Dan pas Pak Rahamat masuk, rasanya laiiiiin gitu mengucapkan kata ‘selamat pagi paaaaaak’. Kita udah biasa ngomong selamat siang ama sore soalnya. Jadi gimanaaaa gitu. Diajar MTK sama bapak yang satu ini enak menurut gue. nyambung. Bukannya mau sok pinter, tapi emang iya.

Oke, malam semakin larut, dan saya sudah mulai mengantuk. Walau rasanya berat hati ini untuk mengakhiri postingan ini. See you someday yaaa. Dadah.